Kehilangan Mayoritas Parlemen, Macron Rombak Kabinet Prancis  

Kehilangan Mayoritas Parlemen, Macron Rombak Kabinet Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan perombakan kabinet setelah kehilangan mayoritas suara di Parlemen. Ia mengganti beberapa menteri.
 
Macron menunjuk direktur Palang Merah Prancis Jean-Christophe Combe sebagai menteri baru untuk solidaritas dan penyandang cacat, menggantikan Damien Abad, yang sedang diselidiki dalam skandal seks. Namun, Abad membantah melakukan kesalahan.
 
Meskipun menteri luar negeri, keuangan dan pertahanan tetap tidak berubah, Macron membuat beberapa perubahan di posisi penting lainnya.

Macron menunjuk Laurence Boone, kepala ekonom Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), sebagai menteri baru Eropa untuk menggantikan Clement Beaune. “Beanue yang merupakan negosiator utama untuk Brexit, kini menjadi menteri transportasi yang baru,” demikian dilaporkan Voice of America (VOA), Senin, 4 Juli 2022.

Christophe Bechu, Wali Kota Angers, diangkat sebagai menteri lingkungan, menggantikan Amelie de Montchalin, seorang loyalis Macron yang kehilangan kursinya dalam pemilihan parlemen 19 Juni.
 
Menteri kesehatan dan lingkungan juga diganti setelah gagal mempertahankan kursi mereka.
 
Sementara aliansi Macron memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen, ia kehilangan mayoritas dan sekarang perlu membangun koalisi untuk memajukan undang-undang.
 
Analis politik melihat hasil pemilu sebagai kekalahan besar bagi Macron, yang dengan mudah mendapatkan mandat presiden kedua pada Mei, mengalahkan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen. https://303grilldallas.com/

etelah tiga hari aksi mogok nasional sejak awal tahun, serikat pekerja Prancis berharap dapat menyamai jumlah pengunjuk rasa pada 19 Januari. Kala itu, jumlah orang yang turun ke jalanan Prancis mencapai lebih dari satu juta orang.
 
“Jika mereka tidak dapat mendengarkan suara dari jalanan, dan tidak dapat menyadari apa yang terjadi dengan orang-orang, mereka seharusnya tidak terkejut bahwa hal itu akan meledak di beberapa titik,” ucap Delphine Maisonneuve, seorang perawat yang mengikuti unjuk rasa di Paris.

Sistem pensiun di Prancis merupakan salah satu yang paling menguntungkan penerimanya di antara negara-negara OECD. Menurut sejumlah jajak pendapat, sebagian besar warga Prancis menolak segala bentuk reformasi.
 
Namun menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, reformasi ini “penting” demi memastikan keberlangsungan sistem pensiun nasional.
 
Melansir laman India Today, Minggu, 12 Februari 2023, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa sekitar 963.000 orang telah mengikuti demonstrasi di seluruh negeri.
 
Sementara Kepolisian Paris mengestimasi ada sekitar 93.000 demonstran di ibu kota, lebih tinggi dibanding 80.000 pada 19 Januari. Serikat pekerja menyebutkan jumlah pedemo di Paris mencapai 500.000.
 
Di kota Tours, petugas pemadam kebakaran berusia 40 tahun bernama Anthony Chauveau mengatakan bahwa menentang reformasi pensiun merupakan hal penting karena tingkat kesulitan pekerjaannya dirasa tidak dipertimbangkan pemerintah.
 
“Mereka memberi tahu kami bahwa kami perlu bekerja dua tahun lagi. Harapan hidup kami lebih rendah dibanding mayoritas pekerja,” ucapnya.
 

اترك تعليقاً

لن يتم نشر عنوان بريدك الإلكتروني.